Tag: Prasasti Blanjong
DENPASAR, NusaBali - Para ahli menyatakan Prasasti Blanjong Sanur di Banjar Blanjong, Desa Adat Intaran, Desa Sanur Kauh, Kecamatan Denpasar Selatan, Kota Denpasar, merupakan prasasti yang memuat sejarah tertulis tertua tentang Pulau Bali. Berbentuk slinder dengan tinggi 1,77 cm dan garis tengah 62cm, prasasti tersebut sebagai ‘Jaya Stambha atau Jahya China’ yang diartikan ‘Tugu Kemenangan’.
DENPASAR, NusaBali - Koordinator ‘Sigarda’/Sinau Cagar Budaya Wilayah Bali I Wayan Sila Sayana mengatakan prasasti Blanjong merupakan prasasti sangat penting, karena memuat data-data kesejarahan Bali. Di dalamnya ada beberapa kata kunci. Ada kata ‘wali dwipa’ sebutan untuk Pulau Bali. Prasasti dikeluarkan seorang Raja Bali yang bergelar ‘Adipatih Sri Kesari Warmma(dewa) yang berstana di Singha Dwara Pura.
DENPASAR, NusaBali - Minggu, 4 Februari 2024, hari ini masyarakat pegiat dan pecinta sejarah, memperingati 1.110 tahun Prasasti Blanjong, di Banjar Blanjong, Sanur, Denpasar.
DENPASAR, NusaBali - Komunitas Sinau Cagar Budaya (Sigarda) akan menggelar peringatan 1.110 tahun Prasasti Blanjong yang ada di Desa Blanjong, Desa Sanur Kauh, Denpasar Selatan, Minggu (4/2).
DENPASAR, NusaBali
Prasasti Blanjong memiliki nilai sejarah tinggi, belum banyak disadari masyarakat Bali, terutama kalangan milenial ataupun generasi z.
DENPASAR, NusaBali.com – Sebagai cagar budaya yang memiliki prasasti tertulis tertua di Bali, Prasasti Blanjong menjadi daya tarik wisatawan mancanegara. Namun pada saat pandemi, jangankan wisatawan mancanegara, siswa sekolah pun tidak antusias melihat prasasti berangka tahun 835 Saka (913 Masehi) ini.
Event Terkini
Topik Pilihan
Cegah DBD, Fogging Terus Digencarkan
-
-
-
Badung 25 Apr 2024 Dua Warga Tanzania Dideportasi dari Bali
-
-
-
-
-
-
Berita Foto
Penjual Opak-Opak Keliling
Naluriku Menari
Pembersihan Kawasan Wisata Gunung Bromo
Nusa Ning Nusa
Yang Paling Disuka
MENJELANG pensiun Made Suardana sudah memantapkan niat menjadi pemangku. Saudara dan kerabatnya satu dadia penuh suka cita menyambut hasrat itu. “Alasan kami, De, karena kamu guru agama Hindu, cocoklah kalau kamu setelah pensiun jadi pemangku, memimpin saudara-saudara kita dalam hal ketakwaan pada Hyang Widhi.”